Tuesday, December 25, 2007

Takdir…

Di sebuah situs yang kelam, teman saya menulis

“Apakah takdir itu buruk…”

Uhuk… ada serangga masuk ke idung… iseng banget tuh serangga, masa di tengah luasnya alam semesta inih, mau2nya tuh serangga numplek di salah satu lubang persembunyian yang disakralkan.. ih serangga, lo jorok abis!!!! Serius ah… Takdir… keknya pernah denger.. nama pelawak? Nama makanan? Nama warung soto deket jembatan pasupati ?... Arghh!!! Jadi yang mana? Prasaan warung soto yang deket jembatan pasupati tuh ga buruk2 amat, apa temen saya dendem yah ma tukang warungnya, sehingga dia mencap buruk warung soto sang pemilik.. Argh!!! Serius lah ko!!!

Iyah2.. jadi gini… Dalam bahasa indonesia, takdir terdiri dari 6 abjad, dalam bahasa inggris, takdir divariabelkan sebagai destiny, yang memiliki 7 abjad, sedangkan dalam bahasa sunda, takdir diserap dari bahasa arab Dzuriyat, yang kemudian lebih banyak dikatakan duriyat, yang terdiri dari 7 abjad…

Sudah mendapat pencerahan? Baik terimakasih, mari kita tinggalkan tempat ini… Bletak… amppuuuuunnn!! Iyah2… saya coba menerangkan apa yang saudara/saudari pertanyakan dari lubuk hati sodara/I, namun disini saya hanya menerangkan sesuai yang saya pahami dan saya dapatkan dari pengalaman saya setelah bertapa selama 20 tahun, dengan tetap makan secara normal, tidur yang cukup, dan tambahan bumbu2 kehidupan lainnya, tetap tidak saya tanggalkan… [apa sih niiii… K)

Hmmm.. [mulai serius]… sebelumnya, saya kutip beberapa penggalan kalimat yang menurut saya paling brasaaa….[Kok tiba2 jadi inget ujian hari jum’at…nunggu wangsit dulu ah…].. “ Kenapa kemiskinan harus dihapuskan? Kalau semua orang kaya, ntar sapa yang bikin rumah, bersihin sampah, bantuin angkat barang-barang berat, dll? Kenapa korupsi harus diberantas? Klo ga ada dimana kerjaan polisi,hakim, pengacara? Kenapa kebodohan mesti diberangus?Klo semua orang pinter, buat apa ada guru, sekolah? Siapa yang ngerjain tugas orang-orang bodoh?...”

Sekilas bener juga.. tapi benarkah kebenaran itu bisa diklaim sebagai kebenaran jika kita belum memberikan pembenaran yang kebenarannya telah dibuktikan kebenarannya (nguing…nguing..)… okeh, sekilas ajah pendapat tentang takdir yang berkembang di masa lalu. Jadi, pembahasan mengenai takdir, mungkin sudah berlangsung sejak era pemikir2 yunani, tapi klo yang saya dapetin, pandangan tentang takdir mulai berkembang di era2 kejayaan peradaban Islam, yang dimulai sejak abad 6 M hinnga abad 19-an. Dikisahkan, peradaban Islam telah merentang dimulai dari sebuah negeri tandus bergurun bernama dataran arab, kemudian menyebar hingga kawasan subtropik utara, daerah selatan, afrika utara hingga menyentuh kaki2 afrika, serta menyentuh dataran orang2 bermata kurang lebar ,bernama asia. Peradaban tersebut berhasil merengkuh jutaan jiwa manusia dalam suatu sistem pemerintahan yang luar biasa, dan belum pernah bisa diterapkan saat kerajaan yunani dan romawi berkuasa, atau sejak sistem pemerintahan yang diperkenalkan voltaire dan pemikir2 era renaissance.. dari peradaban tsb, terjadi kemajuan di berbagai bidang.

Nah sebagai konsekuensi logis bertambahnya wilayah kekuasaan, maka masuk juga pemahaman2 dan kebudayaan setempat, terutama filsafat yunani dan romawi.. pemikiran2 ituh masuk dalam pemikiran para pemikir islam, sehingga lahirlah yang namanya filsafat islam (di salman waktu dulu ada kajian tentang filsafat islam loh, tapi saya ga ikut…:p).. singkat kata, mereka pun mulai mempertanyakan tentang “apakah Tuhan memaksa manusia melakukan segala sesuatu? Apa manusia hanya mainan/robot Tuhan aja? Apa seseorang menjadi penjahat/ustadz itu karna Tuhan memang telah menentukan mereka apakah menjadi penjahat atau ustadz?” Pertanyaan selanjutnya, yang sering dikaitkan dengan keyakinan2 dalam Islam… “Tuhan itu maha kuasa atas segala sesuatu, jadi bukankah wajar aja klo Tuhan (dengan kuasanya) menentukan seseorang jahat/baik? Bukankah Tuhan maha tahu segala sesuatu, tahu apakah seseorang masuk neraka atau surga, lantas kita hanya menjadi mainannya saja?” Atau.. “Bukankah segala sesuatunya, kehidupan manusia, alam semesta dan isinya telah ditentukan dalam Kitab Lauhul Mahfudz, bukannya itu berarti Tuhan telah menetapkan segala sesuatunya, tanpa ada pilihan bagi manusia untuk memilih…?”

...[eh, temen yang pernah nyanya tentang takdir!! Pertanyaaannya mirip2 kek gituh ga?]

Dalam dunia para pemikir Islam akhirnya berkembang 3 aliran utama yang memiliki pandangan berbeda tentang takdir: aliran jabariyah yang menganggap bahwa manusia bebas mengerjakan sesuatu atau secara kasarnya, manusia lah yang menciptakan perbuatan ituh, dan dari perbuatan itu manusia diminta pertanggungjawabannya, trus ada alirah qodariyah, yang menganggap bahwa manusia ga lebih dari robot, ga punya pilihan selain melakukan apa yang ditetapkan Tuhan, nah satu lagih, ada aliran Ahlussunnah waljamaah yang cuba menengahi, mereka menganggap bahwa manusia bisa melakukan apa yang diinginkan, saat manusia ingin melakukan suatu perbuatan, Allah menciptakan perbuatan tersebut, sehingga perbuatan tersebut terjadi, dari sana manusia diminta pertanggung jawabannya.. Sedang di masa Rasulullah sampe Tabiin/tabiat nya, pertanyaan tentang takdir tidak pernah dikemukakan, karena mereka telah memahami apa yang disebut takdir tsb, dan klopun ada, Rasulullah masih ada, jadi pertanyaan bisa langsung dialamatkan kpd beliau… trus aliran mana yang bener…? Hmmm.. may be no.. may be no…. yang pasti kita mesti menganalisis (cieeh..) akar masalahnya dulu, biar ga nyasar…

Hmmm… langsung ajah, biar ga muter-muter, klo saya pikir sih akar masalah takdir sendiri ga terletak pada : apakah manusia dipaksa melakukan perbuatan baik dan buruk ataukah diberi kebebasan memilih?

Saya lebih setuju dengan pendapat yang menggolongkan kejadian yang menimpa manusia menjadi 2 area: pertama, area yang terjadi pada manusia dan manusia tidak memiliki kekuasaan sedikitpun untuk menolak/mendatangkannya… contohnya nih, hukum fisika. Hoh? ada apa dengan hukum fisika? Yup, sifat gaya tarik bumi/gravitasi yang arahnya menuju pusat bumi yang ‘memaksa’ manusia bisa tetap berada di bumi, manusia ga ada andilnya disana. Bisa jadi pula, ada seekor lalat yang membawa penyakit berbahaya masuk tiba2 lewat hidung kita, hingga menyebabkan kematian (blon pernah denger c.. :p). Hmm, ato kecelakaan pesawat, ato saat kita kpeleset trus jatuh ke tanah basah berlumpur deket sekretariat Keluarga Mahasiswa padahal qt dah brusaha hati2. atau knapa ada manusia yang bermata biru, coklat. Ato knapa bulu alis seberapa panjang/lama pun tidak pernah melebihi panjang rambut kepala kita? Atau ketika seorang anak bertanya: knapa aku mesti dilahirkan tahun 1987, bukan 1985, ato di tahun 1924? Dalam area ini pun ga ada seorang pun manusia bisa memilih ingin dilahirkan dari rahim bidadari mana, atau lahir di negeri miskin semacam Ethiopia atau di negeri kaya semacam Brunei Darussalam? Trus sifat air yang mendidih pada suhu 100 drajat celcius pada tekanan 1 atm, magnet yang memiliki 2 kutub, sifat pisau yang tajam untuk memotong daging, sifat panas pada api, Banyak lagi deh…Disini peran manusia sama sekali ga ada… Klo kata ustadz saya sih, daerah ini yang dinamakan qadla, dimana manusia ga punya pilihan selain menerima ketetapan yang diberikan. Manusia cuman diwajibin untuk beriman dan menyerahkan baik buruknya kepada Allah, karna itu manusia ga diminta pertanggungjawabannya klo knapa rambut kita mesti berwarna hitam, ato dll lah..

Sedangkan di area yang kedua, yaitu area dimana manusia diberikan kebebasan untuk melakukan sesuatu, hal ini berkaitan dengan fungsi akal pada manusia. Dengan akalnya, manusia bebas memilih makanan apa yang akan dimakan, entah dia mo makan keju, nasi, atau batu sekalipun. Begitupun saat manusia berhadapan dengan pemenuhan kebutuhan biologisnya, akalnya dihadapkan pada pilihan apakah dia akan memenuhinya dengan cara2 yang telah digariskan oleh Sang Pencipta, ataukah dengan mengunjungi lokalisasi pelacuran yang keberadaannya bukan lagi sesuatu yang tabu. dengan akalnya manusia bisa menjadi seorang dosen, menjadi teknisi komputer, menjadi ahli jaringan, menjadi mahasiswa program studi Fisika, jadi presiden. Pun dengan akalnya, manusia bisa menjadi makhluk yang menakutkan: jadi perampok, pembunuh, tukang jambret, deelel… hmm… karena pada area ini, manusia bisa melakukan apa yang diinginkannya sesuai akalnya, maka manusia dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dia lakukan. Jika perbuatan yang dilakukan sesuai dengan ajaran-Nya, maka diberikan kebaikan yang setimpal dengan perbuatan baik tsb, begitu juga sebaliknya.

Dalam perkara kerusakan lingkungan/alam/manusia, itu bisa berlaku area kedua2nya. Di manusia, misalkan knapa terjadi kemiskinan, adakah ini dikarenakan ketentuan Allah, bahwa kemiskinan harus selalu ada untuk menyertai kekayaan? Kemiskinan bisa jadi berada di dalam area yang tidak dikuasai manusia, manakala itu memang ‘sengaja’ ditentukan Allah bagi makhluknya, entah untuk menguji keimanan hambanya, atau untuk memberikan pelajaran bagi kaum yang tersesat, atau azab bagi kaum yang tidak mau mendengarkan ajaran-Nya. Contohnya, kemiskinan yang menimpa Nabi Ayyub, dahulu beliau adalah seorang yang kaya-raya, namun tetap bisa menjadi salah satu hamba-Nya yang terbaik. Kemudian allah menurunkan ujian bagi Nabi Ayyub lewat dicabutkan kekayaan, anak, serta diberikan penyakit2 untuk menguji keimanan beliau. Tapi kemiskinan bisa juga terjadi dalam area yang dikuasai manusia. Ini manakala kemiskinan adalah suatu produk yang dihasilkan dari kebijakan2 struktural sebagai dampak diberlakukannya sistem yang tidak dapat menjamin keberlangsungan hidup manusia. Kemiskinan yang terjadi karena ketidakmerataan distribusi kekayaan dan pekerjaan yang menumpuk di kota, sehingga menimbulkan masalah baru, baik di kota, maupun di desa yang ditinggalkan. Atau ketika kebijakan suatu negara yang merupakan perpanjangtanganan perusahaan multinasional yang mengeruk sumberdaya alam yang melimpah, sementara penduduk sekitarnya hanya bisa mengenakan secarik daun yang menutupi sebagian organ vital mereka. Hmm, Knapa kemiskinan jenis ini beada pada area yang dikuasai manusia? Karna kebijakan negara, distribusi kekayaan, peningkatan kualitas SDM, pengelolaan SDA secara mandiri oleh pemerintah untuk digunakan hasilnya sepenuhnya untuk kepentingan rakyat, keputusannya berada di tangan manusia. Apa manusia mau memilih hidup dengan cara ini, atau dengan yang itu.

Contoh lainnya, ketika terjadi banjir rob yang menggenang bagian utara Jakarta. Banjir bisa dikategorikan sebagai suatu bencana yang memang berada pada area dimana manusia tidak memiliki kekuatan sedikitpun untuk menolaknya. Tapi jika penyebab banjir sendiri adalah produk dari perbuatan2 yang dilakukan sengaja oleh manusia, (ie menebangi hutan bakau, mengurangi luas daerah yang mestinya dijadikan daerah resapan air, buang sampah sembaranganlah ampe tuh sampah mampet di saluran pembuangan air), maka banjir itu berada pada kekuasaan manusia. Knapa manusia melakukan perbuatan2 yang akan mendatangkan bahaya bagi mereka? Kecuali, sekali lagi jika memang saat manusia sudah berusaha sesuai kemampuannya untuk mencegah dampak suatu bencana, tapi tetep aja bencana itu dateng, ya ga da pilihan lain selain menerima itu adalah keputusan Allah yang mesti segera diambil hikmahnya..

Takdir itu ga ada hubungannya dengan kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu. Maksudnya, jika Allah dengan kehendaknya mampu menjadikan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, begitupun sebaliknya. Mampu berkuasa menjadikan manusia baik jadi perampok, atau sebaliknya. Tapi pembahasan takdir bukan disana. Begitu juga dengan KemahaTahuan Allah atas segala sesuatu, dimana kasusnya Allah SWT tahu apa yang telah dilakukan manusia pada waktu lalu, dan tahu pula apa yang akan dilakukan manusia di masa yang akan datang, juga apakah manusia masuk neraka atau surga. Itu pun diluar pembahasan takdir, karena pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu. Juga Lauhul Mahfudz, suatu ‘catatan’ yang berisi hingga jatuhan sehelai daun di bumi pun, berada di luar pembahasan takdir, karna Lauhul Mahfudz sendiri merupakan perlambang betapa maha Luasnya Allah dalam segala sesuatu..

Hummm… final konklusien, takdir adalah sesuatu yang berada di luar kemampuan manusia, mungkin bagian dari hmm apa ituh namanya, oiya rahasia kehidupan, dengan menyerahkan baik buruknya takdir itu hanya kepada Allah SWT saja yang Maha Mengetahui yang terbaik dan yang buruk bagi manusia. Disana mungkin berlaku apa yang temen saya bilang, kadang ketidaktahuan itu lebih baik.

Yup2, terjawabkah sudah kawanku yang menanyakan perihal takdir? Masih adakah yang mengganjal di hatimu yang terharu biru itu? Halah…

Oiya, tapi ada satu mitos dalam dunia ilmu pengetahuan: semakin seorang ilmuwan dekat dengan kebenaran, maka semakin besar pula bunga2 pertanyaan yang akan bermekaran. Gitukah kawanku?

Hmmm, seperti pendapat manusia lainya, mungkin ajah ada kesalahan dalam penuturan kata, ketidakjelasan makna, ataupun kesalahan pemikiran? Ndapapah, saya masih yakin dengan standar kebenaran yang saya pahamièsesuai dengan akal, sesuai dengan fitrah manusia, dan menentramkan hati. Klo pun ada standar kebenaran lain, bolehlah kita beradu… gimana?

Argh!! Knapa sih klo saya nulis itu selalu kepanjangan, apa terlalu banyak remeh temehnya yah? Padahal dah berusaha pengen diirit2, klo kebanyakan tulisan kan orang jadi males ngebacanya.. ya tak? tapi saya sih percaya, klo klean bisa baca kalimat2 penutup ini, berarti dah baca juga bagian atasnya kan? Ato langsung bagian penutupnyah. Halah… ndak mudeng inih.. nguing2.. udah ah saya pengen memetik bunga2 mimpi yang menunggu untuk dipetik.. hihi.. (bahasanyah cem bettooooll!!!)….

See yaaa!!!!

*)males bikin catetan kakinya, abis kakinya rada rorombeheun (halah bahasa apapulak ini!!), tapi ini beberapa buku yang jadi referensi saya:

  • Islam, politik dan spiritual : Hafidz Abdurrahman çdisini dibahas lebih jelasnya tentang pendapat2 kaum jabariyah, qodariyah, dan ahlussunnah terkait masalah takdir …
  • Rule of life in Islam : Taqiyuddin an-Nabhani
  • Islam, mulai akar ke daun
  • ... mo nambahin lagi?

Monday, December 17, 2007

17 Septermber 2007 [ngenet pake koneksi yang baru dibikin :D]

“Sakit itu sebenarnya respon normal karena masuknya zat asing ke dalam tubuh manusia, namun saat seseorang menderita sakit, responnya berlebihan…”

Krek..krek.. Duh, salah posisi tidur keknya wa nih… mo muter2in kepala kok jadi susah banget.. lah sejak kapan saya bisa muter2 kepala. Ajaib? Tapi serius nih kk, dari ujung leher ampe ujung rambut saya (halah hiperbol), rasanya kayak ditindih besi beton ukuran 5x5 meter. Ngeri ga situ? Abisnya, beberapa malem ini saya habisin waktu saya buwat terjaga dari mule redupnya mata2 ayam di kandang halaman belakang rumah, sampe saat ayam2 itu berkokok di pagi2 buta. Laporan lah, proyek pribadi lah, ato sekedar nonton film2 ga jelas. Saya jadi ga nyadar tidur dimana. Yang pasti saya tw, saya hampir bisa tertidur dimana ajah, kapan ajah, dan bersama siapa sajah. Ups, maksudnya waktu di kelas, ga peduli ada orang, apa enggak, saya masih bisa tertidur, waktu ikutan pengajian bapa2 juga kayak gituh. Megang Yasin, tapi kepala gerak kesana sini tanpa arah, dan akhirnya tertidur pullaaaassss….

Klo dah kek ginih, biasanya cuman ada dua pilihan: Minta Ibu saya buwat mijitin anak laki2nya yang paling cakeup inih dengan jemari2nya yang lembut, ato menerima kenyataan bahwa saya mesti kuliah dan menjalani hari2 dengan badan yang remuk.. Tapi saat ini, Ibunda tercinta tengah menempuh misi luar biasa dari sang Pemilik Alam Semesta. Duh2, ga da pilihan, ya udah terima ajah klo ujian hari ini juga mesti dilewati dengan badan yang ga karuan ini. Moga2 ajah, sang dosen memberikan pengampunan.. Halah…

Jreng..jreng.. Duh bener kata orang, rejeki buwat orang baek emang ga kemana. Abangku dari Lembang dateng padahal saya blon berharap dia dateng, abangku pun ga punya tujuan jelas knapa dia dateng kesini. Kek ujan abis musim kemarau panjang, saya berkeluh kesah tentang sakit yang menimpa badan ini sejak beberapa waktu yang lalu. Dari balik tas hitamnya, dia kluarin sejumput peralatan: Stetoskop dan Tensimeter. Dua benda pemberian orang tua saya sejak 5 taun yang lalu. Keadaannya masih baik, mungkin karna dipegang orang yang bener kali yah. Diperiksanya dengan seksama dada saya, trus lengan saya dililit dengan ah apa namanya ituh, mirip selimut, tapi bisa ngembung kalo dikasih angin.. Ah, ga penting. Akhirnya diagnosa pun diterbitkan. “Dy, kamu tuh sebenernya super sehat! Tekanan darah kamu normal. Jantung juga biasa ajah. Cuman tadi sempet deg2an yah, mikirin capa sih?” Kok kaka tw? “Ehem, abangmu ini kan dokter, inget?” “Wew, sejak kapan klo deg2an itu cuman klo lagi mikirin seseorang? .. “Melodinya beda…” ^__^… And adinovic were speechless…

Kakakak, Pernah ngrasain sakit? Ato ada yang pernah nyobain sakit? Klo saya sukanya sakit rasa coklat, itu tuh kue yang berlapis2: Kue Lapis Sakit.. Halah.. # tail dhcpd.conf…. Ngomong2 soal sakit, kira2 sakit apa yang paling berat yang pernah kamu rasain? Demam, Chikungunya, leptospirosis, Borok, budug, panu, jantung koroner, obesitas, sakit gigi, sakit radja, sakit Dewa ato mungkin sakit yang paling favorit: sakit hati?

Klo boleh cerita2 sikit soal masa lalu saya dengan sosok bernama sakit ini, maka hidup saya hampir ga bisa terlepas dari sosok ini. Tw ga, sejak pertama kali lahir (emang lahir brapa kali??), saya menerima sakit yang pertama. Baru beberapa hari setelah pertama kali menikmati campuran oksigen dan unsur lainnya di muka bumi ini, saya terkena demam tinggi. Orang sunda bilang itu penyakit “Setep”.. Ibu saya pernah cerita gimana panas saya ga turun2 walopun dah dikompres. Maka solusi terakhir adalah membiarkan potongan2 es menjadi selimut saya. Terdenger ga mungkin, tapi percayalah.. (kakakakak..).. masalah ga selese, Ibu saya juga sempet khawatir, klo bayi yang kecilnya menderita demam tinggi, minimal pasti menderita kekurangan mental (mental disoriented) gara2 kegagalan fungsi otak. Singkat kata, demam saya turun..

Tapi masalah ga berhenti.. saya dapet kiriman paket penyakit baru: Bronkhitis!! Penyakit paru2 yang menyerang orang2 yang terlalu lama terkena cuaca dingin, ntah itu angin malem, ato kondisi2 laennya.. sampe SD kelas 3, akhirnya saya mesti menjalani hari2 saya berkunjung ke tempat spesial: Rumah Sakit Hasan Sadikin, buwat dicek, ngambil obat, trus disinari pake sinar radiasi tertentu. Saya ga inget sinar apa namanya, yang jelas saya inget, tempat perawatannya ada di lantai 3 dan saya inget, waktu maen gelosoran2 di jalan sekitar klinik ituh..

Hmm, sakit terakhir yang saya dapetin, yaitu pas jadi siswa tingkat pertama kampus Ganesha 10. ga nyangka, balik kuliah, badan saya serasa diguyur ujan panas, mengigil, keringetan.. Ternyata adik saya ngalamin hal yang sama; badannya panas, dan lemes2.. kontan ayah saya membawa kami berdua menuju Rumah Sakit yang jaraknya sekitar 10 Km dari rumah kami. Kami langsung dibaringkan di atas ranjang kulit berwarna coklat, trus pak dokter mengambil sampel darah kami, dan memeriksa beberapa bagian tubuh kami. Sambil menunggu penjatuhan vonis dari sang dokter, di samping ranjang tempat saya terkulai lemas, seorang wanita muda, usianya mungkin 20 taunan, mahasiswi keknya, menjerit-jerit ga karuan. Dia nangis2 seolah ada sakit teramat berat yang ingin dia lepaskan. Ruangan yang biasanya sepi itu pun riuh oleh jeritan. Horor? Samar2, kedenger klo tuh cewe kena penyakit di sekitar lambung2 gituh deh. Saya blon pernah ngrasain kek gituh, tapi saya bisa ngbayangin gimana sakitnya, kek jerawat di jidat kali yah. Baru2 ini, temen saya ngalamin penyakit di lambung, parah!! Tapi moga2 ajah cepet sembuh temand!!

Durumdumdum… Keluarlah vonis itu. Gara2 ciuman maut seekor nyamuk cantik bernama Aedes Aegepty, saya dan adik saya didakwa terkena penyakit Demam Berdarah.. Penyakit yang konon sering merenggut nyawa anak2 seusia kami.. Argh!! Tidaak!! Dokter memberikan instruksi lanjutan, adik saya mesti dirawat intensif di ruang perawatan karena keadaannya cukup parah, sedangkan saya, mungkin dokter ngliat ada yang berbeda dari mata saya (belek??), saya diizinkan dirawat di rumah. Tanpa infus dan suster2 bohai.. Kakakakak, untunglah, saya paling ga suka diinfus, macem printer ajah. Selama 1 minggu, saya berhenti dari kuliah, dan menjalani hidup dengan selimut selalu menutupi tubuh, dan asupan mineral2 yang selalu mengalir. Yup.. dan akhirnya saya bisa sembuh dan menjalani hidup seperti biasa..

Dari sana saya mikir, adakah yang istimewa dari sakit? Jika istimewa, maka seistimewakah arti sakit, hingga pemerintah sampe repot2 ngebangun sebuah tempat khusus bernama Rumah Sakit. Ato istimewakah sakit, hingga entah sejak kapan, para musisi menjadikan sakit sebagai sumber inspirasi mereka saat meracik melodi2?..

Saya sendiri ga tw. Apakah sakit itu cuman fenomena fisik, respon fisik yang bisa terindera sebagaimana yang abang saya bilang, ato adakah sakit itu juga bisa berupa sesuatu di luar fisik, yang bikin orang berperilaku di luar kebiasaan orang normal? Kenapa juga ada yang bilang lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, bukannya hati itu ga terindera, dan bukannya sakit gigi adalah salah satu penyakit yang paling sakit? Adakah sakit itu hanya perasaan? Apakah sakit itu adalah yang kita rasakan saat kita menerima lembar jawaban Fisika modern yang telah dikoreksi dan di sudut kertas itu tertulis sebuah angka : “19” padahal malam2 sebelumnya telah kita lewatkan dengan membolakbalik buku berwarna merah muda berjudul Fisika Modern? Atau adakah sakit itu adalah saat kita merasakan dan sepenuhnya sadar bahwa kita ga punya harapan sama sekali untuk mendapatkan apa yang kita inginkan? Ataukah sakit itu adalah gejolak yang timbul saat kita tw orang yang selalu ada dalam pikiran kita ternyata tak pernah sama sekali memikirkan kita? ataukah sakit itu yang bisa bikin Dian Sastro bilang: “Bosan aku dengan penat, enyah saja kau pekat!.. ataukah ku harus lari ke hutan, lalu ke pantai?”..Ataukah saya yang sudah sakit, karna memikiran apa itu sakit?

Suatu ketika, saya temukan sebuah tulisan:

“Ya aku sakit. Tapi aku ingin sakit ini selamanya! … yakni sakit para pembela kebenaran!!”

Lah ini kok ada orang yang ngarepin sakit? Bukannya sakit itu bgini? Bukannya sakit itu begitu? Sakit tuh orang!! Tapi dia kang emang ngaku sakit, jadi apa gunanya ngutuk dia sakit? Ah, sakit otak wa nih… nguing2…

Iseng2 akhirnya saya nyalakan tv yang mulai berdebu itu. Dari Channel nomer 1 sampe Channel 16, saya sengaja mengganti2 saluran buwat nyari program2 asik, yang konon jumlahnya hanya sepersekian dari tayangan2 lainnya yang cuman jadi sampah. Trus saya pikir, walopun setiap saluran memiliki acara unggulan dan kelebihan masing-masing, tapi ada suatu kesamaan di antara mereka. Mereka pasti selalu punya program bernama Berita..

Oya, knapa yah klo di program2 berita, walopun faktanya satu (sama), tapi kok apa yang disampein saluran2 tv tadi ternyata bisa berbeda2? Hihi.. konspirasi? Ntahlah, tapi yang saya suka dari berita adalah, mereka masih bisa nayangin sesuatu yang nyata terjadi, walopun kadang mesti ditambahi bumbu2 tertentu untuk mengdongkrak popularitas saluran tsb. Dari Kuliner, perampasan budaya yang dilakukan suatu negeri terhadap negeri lain, penyerangan suatu negara besar ke negara-negara ‘nakal’ dengan dalih “perang melawan terorisme”, kasus pemerkosaan seorang nenek 78 tahun oleh 5 pemuda, terbunuhnya beberapa pahlawan devisa, Polikarpus, hingga kebijakan2 pemerintah yang tidak populis seperti menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 128 persen.. Argh!!!

“GW TAU!!!” Gw tau, saya tau, urang nyaho!! Saya tw, knapa temen saya memilih untuk menjadi orang sakit? Bagaimana mungkin orang ga merasa sakit saat dunia telah menjadi tempat tumbuh kembangnya penyakit2 ga manusiawi kek gini? Bagaimana mungkin orang ga merasa sakit saat kehormatan wanita seakan tidak ada harganya? Bagaimana mungkin orang ga ngrasa sakit saat tw kekayaan alam negerinya diboyong oleh negara asing, sementara sodaranya sang pemilik kekayaan alam itu hanya bisa menggunakan secarik daun untuk menutupi beberapa bagian vital tubuhnya? Bagaimana mungkin orang ga bakalan ngrasa sakit, klo sekolah atau perkuliahan yang mereka jalani berpuluh2 taun, ternyata hanya bisa menjanjikan mereka untuk masuk dalam daftar antrian pengangguran taun2 berikutnya? Gimana mungkin orang ga ngrasain sakit, saat menyaksikan kios2 emang bibi, rumah2 abang mamak digusur, dihancurkan, dibumiratakan dengan buldozer, dengan alasan ketertiban umum. Seolah2 merekalah yang telah menghabiskan persediaan air tanah, menghabiskan banyak listrik dengan memasang peralatan2 yang boros listrik, mengurangi daerah resapan air karena lapisan tanah itu mesti ditambal dengan jalinan aspal demi lahan parkir?

Argh!! Klo ginih, saya juga mendingan milih jadi orang sakit!! Klo ngambil definisi sakit yang dikasi abang saya, maka suatu yang normal jika kita ngliat sesuatu yang ‘diluar’ kita merangsek masuk dalam tubuh kita dan merusak jaringan tubuh kita. dan suatu ketidaknormalan, jika kita tw ada yang merangsek dan merusak tubuh kita, dan kita katakan kita tidak sakit!

Temand.. Maka saya katakan, saya memilih menjadi orang sakit di tengah orang2 yang menganggap kesakitan yang dialami negeri ini sebagai sebuah kondisi ketidaksakitan!!! Saya sakit!! Saya sakit!! Dan saya perlu obat untuk mengobat sakit saya ini!!

Ada yang punya obatnya? Ada? Ada? Okeh, klo sodara punya obat, maka saya perkenankan saya untuk bertanya lagi: Sudah benarkah diagnosa sodara terhadap penyakit saya, terhadap penyakit yang diderita negeri ini, sehingga sodara bisa menganjurkan resep obat mana yang mesti saya ambil di apotek?

Hmm.. Sodara dokter? Apa bahasa rusianya dokter? Ada berapa jumlah dokter di dunia? Halah.. Knapa minum obat ajah mesti pinter.. Kakakakak!! Udah ah, saya beneran sakit nih.. Doain ajah biar cepet ‘sembuh’, oiya buwat kalian yang juga memilih untuk jadi pesakitan, kita bikin gerakan baru yuk, usulan saya buwat nama gerakannya : International Movement of Pesakitan in Developing and Advance Country” Gimana? Ada yang tertarik? Klo tertarik, berarti selamat, anda telah memenuhi kualifikasi pertama untuk masuk gerakan ini. Bagi yang belum, silahkan memelajari bagaimana tahapan2 orang bisa sakit, baru anda melamar lagi kesini. Gimana setuju setuju ? okeh..

[untuk mereka yang lebih dulu sakit, dan mereka yang pengen sakit] :p

Seeeeee Yaaaa!!!

Thursday, December 13, 2007

12 Desember 2007

12 Desember 2007

Spektrum cahaya tampak berwujud kuning keemasan telah menyeruak dari ufuk timur. Cahayanya menembus celah-celah mikroskopik kaca-kaca jendela rumah itu. Di halaman belakang, entah sejak pukul berapa, ayam jago terus berkeluh memelung, suaranya memecah partikel-partikel embun yang mengendap di dedaunan bunga kenanga. Namun, di salah satu sudut rumah itu, seorang anak lelaki masih terpaku dalam mimpi-mimpinya. Sebelumnya, memang anak itu telah terbangun untuk menghadap Sang Pemilik Jiwanya, tapi begitu dahinya menyentuh dasar lantai, maka sebegitu cepatnya pula kesadarannya hilang dan dia kembali melanjutkan petualangannya di dunia mimpi. Entah ada apa di dunia sana yang membuat dia ingin selalu berada di sana

“Dy!!! Oii!! Bangun, mo kuliah ga? Cepetan mandi!! Jangan lupa sarapan dulu!!” suara wanita setengah baya memanggil dari lantai bawah. Anak itu pula merasakan telepon genggam yang bersemayam di samping badannya tengah bergetar-getar memanggil sang pemilik.. Dengan suara serak-serak garing… “Iyah…” jawab anak itu..

Gejebur gejebur.. keteplak, kosok kosok kosok, pletak, bledag, dueeerrr…. Film kartun dari tv yang disetel ternyata ikut menambah riuh. Selepas melepas penat dan kantuk bersama luruhnya kotoran-kotoran yang tersapu air, anak itu menyeka badannya.. “Nah kitu atuh… Hari ini pasti ga bakal ujan.. Coba klo kamu ga mandi, bisa2 ujan lebat..” canda wanita separu baya yang biasa anak lelaki itu sebut bibi… “wew… emang ujan terjadi karna kondensasi berlebih dari badan saya, lagian kan masih baaanyak orang yang lebih parah dari saya, tapi ujan teuteup2 dingin ajah, ga perhatiin mereka… ato ujan nganggap saya spesial… ah bibi.. :p”.. bersama tawa ringan, anak lelaki itu bergegas berpakaian dan menikmati santapan hangat nasi goreng buatan bibi …

Yup, sahabat.. itulah salah satu kejadian di pagi hari di rumah saya yang sederhana, kehangatan selalu ada di tengah masyarakat yang kini kian menganggap dingin akan yang namanya interaksi sosial.. wlopun cuman candaan ringan di pagi hari..

Oiya, sebenernya saya ga mo cerita2 tentang kebiasaan buruk saya, tapi, klo inget mandi, saya jadi inget beberapa waktu yang lalu, ya mungkin setengah taun yang lalu lah.. waktu itu saya yang lagi imut-imutnya, nggemesin orang2, diminta buwat ngajar2 anak2 sekitar tempat tinggal saya gitu lah.. hhmm, anak2 SD sampe SMP.. salah satu tujuannya biar mereka bisa rajin dateng ke mesjid, dan bukan Cuma itu, biar mereka bisa jadiin mesjid tempat yang lebih berharga dari sekedar tempat mereka bisa lari2 dengan bebas, karna lapangan tempat mereka sering bercanda riang dengan teman2 mereka, kini telah berubah menjadi lahan pemukiman ato tempat penyimpanan kendaraan warga.. kita pengen jadiin mesjid sebagai pusat kegiatan, bukan cuman tempat nyari2 ilmu spiritual, tapi di mesjid pun bisa dapet ilmu2 laen (duniawi) yang emang tetep mesti dikejar… waktu itu saya kebagian ngajar anak2 SD, transkelas gituh lah.. ngajarin matematika, bahasa inggris, sampe baca tulis Alqur’an..

Duh, sebenernya saya rada malu juga, padahal ilmu mah cuman dikit, pake mo ngajarin orang sgala.. ga tw diri!! Wekekekek.. ndak papah, pembelajaran, direct learning gituh kata para ahli mah… oiya, tw ga puuusssinng banget saya ngadepin tuh anak2 kecil.. pas kita lagi blajar matematika, trus saya ajarin pembagian/perkalian gituh, eh anak2nya pada ga fokus gituh.. ada yang lari2, da yang maen adu jari (tw kan?), ada yang iseng ngapus2 tulisan saya padahal blon kelar nulis, ada yang nyolok2in temen sebelahnya pake pensil.. Argh!! Klo ga kuat iman sih, saya tembak ajah mereka pake pistol pemecah partikel, biar tw rasa mereka, adinovic dilawan… Kakakakak!! Nah, singkatnya, belajar ilmu duniawi dah kelar, ilmu2 ‘ruhani’ juga dah ditransfer, waktunya nunggu sampe adzan Isya berkumandang.. iseng2, saya ajak ngobrol tuh anak2 bandel.. eh, kata orang klo nyebut2 anak bandel, ntar mereka malah nantangin, malah lebih bandel.. mestinya walopun nakal tetep mesti bilang anak baek.. Tapi duli amat ah, faktanya mereka bandel, masa mo ngeboong bilang mereka baek, ga terima awak!! Ya terserah elu lah… :p

Hmm.. kita ngobrol kesana kemari, ngobrolin guru, temen, ortu mereka, sampe pengalaman2 unik mereka.. sampe suatu ketika, seorang anak berbaju koko warna gading, bertanya: “Kaka, ari hantu teh ada ga sih?” .. jreng jreng.. Horor, kebetulan itu malem jum’at loh… tuh anak emang pinter cari momen yang tepat buwat bertanya.. apalagi, jarak rumah saya dengan mesjid bersangkutan, lumayan jauh, mesti ngelewatin tempat2 gelap pula.. Ya udah, saya jawab ajah:” ade2… Jurig ituh ga ada, yang ada blablablablabla.. itu tuh cuman khayalan kita ajah.., daripada takut sama mereka, mendingan takut sama yang nyiptain neraka, dan nyiptain manusia.. sapa anak2.. Allah SWT.. Nah, sekarang blablablabla”… Kirain bakalan bikin mereka diem, salah seorang dari mereka balik nanya:”Ah kaka, tapi waktu minggu kemaren di rumahnya si Ableh (bukan nama sebenarnya, privasi saksi mata dilindungi.. :p), ada makhluk item gede, berbulu, jangkung gede, serem…Udah gituh bikin kluarga si Ableh sampe ketakutan, udah gitu jurignya pergi.. katanya mah besoknya ada yang nemuin lagi.. Kumaha tah ka?”..

Jreng2..disodori argumentasi seperti itu saya cuman bisa bengong… lah bayangin ajah gituh, anak2 kecil yang polos, yang tingkat keboongannya masih dibawah level normal bilang sesuatu yang saya ga percaya. Ya klo orang gede yang bilang sih, wajar klo boong. Tapi anak kecil yang sulit boong, gimana hayooo… Apa saya harus merubah teori saya selama ini tentang jurig ? Hmm, dengan santai saya bilang ajah “Klo ketemu lagi, salam ajah.. :p”… sesaat kemudian, adzan isya berkumandang… wew.. padahal mah, lutut udah bergetar2, ngebayangin klo di tengah jalan ketemu sama sosok yang bersangkutan.. Mak!! Kualaat!!! Ampuuunn…

Wakakakakak!! Kekuatan persepsi… yang saya sadari itulah yang membentuk pola pikir dan perbuatan manusia.. perbedaan persepsi mempengaruhi cara pandang orang terhadap sesuatu, serta membedakan pola perilaku yang diambil setiap orang ketika melihat suatu fenomena yang terjadi… cara pandang dan perilaku seseorang yang mencinta, tentu berbeda dengan orang yang membenci, itu karna perbedaan persepsi antara mencintai dan membenci.. persepsi itu mendorong seseorang berpikir sesuai persepsi tadi dan berupaya melakukan tindakan2 yang sesuai dengan persepsi tadi.. nguing2…

Sebagai contoh, di kultur masyarakat kita, apa sih yang terbayang klo kita ngeliat pohon beringin yang akarnya bercabang dan berdaun lebat? Serta merta, pemikiran kita (yang dipengaruhi pemikiran orang lain) tertarik oleh persepsi magis, bahwa di tempat2 seperti itu, biasanya terdapat penghuninya, yang berarti kita mesti hati2, numpang permisi layaknya penghuni biasa klo lewat tempat2 itu.. tapi beda lagi dengan orang2 luar yang memandang pohon beringin sebagai objek sains yang pantas dipelajari.. Ooo.. beringin itu punya akar napas, suasana dingin di sekitar pohon itu dikarenakan sirkulasi udara dan keadaan aerodinamis sang pohon, banyaknya cahaya yang masuk juga mempengaruhi pemandangan pohon beringin itu.. Nah lo.. 1 fakta di tanggapi oleh perilaku yang berbeda, tergantung pada persepsi apa yang diambil seseorang ketika menemukan fakta itu tadi..

Masalah persepsi ini pula yang membentuk cara pandang manusia terhadap kehidupannya, sekaligus menentukan bagaimana kehidupan manusia itu mesti dijalani, sesuai persepsi itu tentunya.. Maka, dalam pembentukan sebuah peradaban (besar, jaya, atopun kecil), pada dasarnya diawali oleh perubahan persepsi orang terhadap sesuatu.. Ga heran, seorang pemikir besar Islam mengatakan, bahwa kebangkitan manusia itu tergantung pada cara pandangnya terhadap kehidupan, alam semesta, dan manusia. Cara pandang itu mesti menyeluruh, dan menyentuh segala aspek kehidupan, sehingga terurailah berbagai jawaban atas permasalahan2 manusia, yang dengan itu manusia bertindak sesuai jawaban2 tadi..

Sama halnya dengan proses perusakan pemikiran di masyarakat.. buwat ini, saya punya cerita yang unik.. Di suatu sekolah dasar, sebutlah SD Padapinter XII, seorang guru tengah mengajari 43 muridnya (di dalamnya termasuk saya dan kamu yang baca tulisan ini) tentang kehidupan.. di tangan guru itu ada 2 benda: mistar dan penghapus.. Guru itu meminta anak muridnya menyebutkan benda yang diacungkannya. Pertama, mistar diacungkan, dan serentak anak2 menjawab: “Mistar!!!”. Saya sendiri diam saja, sementara teman sebangku saya berteriak paling keras, kampungan!! Kemudia, sang guru mengangkat penghapus, dan anak2 segera menjawab “Penghapus!!!”.. Bagus2… anak2.. lagi2 saya diam, tidur malah, saya kan bukan murid teladan kk :p.. Entah bosan ato cari2 sensasi, sang guru sekarang meminta anak2 menyebutkan yang sebaliknya. Klo mistar yang diangkat, jawabnya mesti penghapus. Klo penghapus diangkat, jawabannya mesti mistar.. Gimana bisa? Okeh kita coba anak2… Kamu juga adinovic, bangun!!! Zzzz…zzz.. Ayo, mulai… Pertama-tama, masih banyak anak2 yang salah menyebutkan, karna merasa masih waras dengan menganggap mistar adalah tetep mistar, walopun gurunya mengatakan itu penghapus… namun, lamakelamaan, murid2 secara keseluruhan, terbentuk persepsinya, yang semestinya mistar dianggap penghapus, dan penghapus dianggap mistar… Yess2!! Saya berhasil. Pikir sang guru.. tapi ternyata masih ada satu muridnya yang tidak terpengaruhi.. adinovic.. karna sejak pertama masuk sekolah, dagunya terus menerus menyandar di dasar meja sambil membentuk gugusan pulau2 kapuk.. Kamu sendiri gimana? Terpengaruh?

Itu di duniya ga nyata, di dunia nyata? Yah, sama ajah.. contohnya, ada kasus tentang prostitusi/pelacuran. Selama ini prostitusi selalu dianggap hal yang tabu, bahwa prostitusi adalah nista besar yang tidak bisa ditolerir ada di muka bumi. Lantas ada beberapa orang yang mengaku sebagai cendekiawan, menyatakan bahwa sejak dulu pun pelacuran telah ada, lantas kenapa mesti dihilangkan? Perbenturan pemikiran pun terjadi, tapi secara sadar ato enggak, pemikiran masyarakat mulai melunak terhadap prostitusi.. Iya yah, ketimbang memusnahkan pelacuran, bukankah lebih baik memberikan jalan kemudahan bagi mereka untuk mencari nafkahnya, bukannya menolong orang itu perbuatan baik. Klopun masih bermasalah, mendingan bikin lokalisasi ajah, biar terkontrol, dan jelas klo orang2 yang dateng kesana cuman orang2 tertentu ajah yang berkepentingan, ga publik. Lagian itu membuka lapangan pekerjaan baru buwat masyarakat, iya kan? Ya ngasi rejeki lah buwat Pedagang rokok, penjual pakaian seksi, penjual kondom, obat kuat… Iya tak?

Wuakakakak!! Seandainya pelacuran tidak bisa dienyahkan dari muka bumi karena itu adalah ‘hak setiap bangsa’ maka seharusnya mereka juga membiarkan korupsi, penyembelihan manusia, pemerkosaan, dan nista2 lainnya, bukankah dari dulu pun nista2 itu telah terjadi, knapa mesti dihentikan? Knapa ada penegak hukum dan hukum yang mesti ditegakkan klo gituh mah? Mana ada lokalisasi korupsi, lokalisasi pemerkosaan?!! Hmm, kata orang2 intelek yang layak diacungi jempol sepuluh sih semua itu terjadi ketika tatanan kehidupan diatur oleh tatanan hidup materialis, ketika cara pandang yang dijadikan standar adalah standar manfaat; klo manfaat bisa diterusin, klo rugi, buat apa diterusin… Kapitalisme… Ya!! Kapitalisme yang menyebabkan nista2 itu bisa berkeliaran bebas di muka bumi. Kapitalisme memulai aksi kotor2 mereka dengan cara-cara lembut, dengan pertama-tama menyebarkan persepsi merusak pada kondisi sosial masyarakat, mulai kehidupan umum, hingga batas2 keluarga. Mereka rusak suasana masyarakat dengan suasana individualis dan serba materialis, kurikulum pendidikan yang dibuat seolah2 menyelamatkan kehidupan, dan akhirnya mengasingkan para pemikir2 dari keadaan masyarakatnya, sehingga mereka tidak bisa memandang masalah masyarakat dari sudut pandang yang benar, tapi dari sudut pandang bagaimana Kapitalisme memecahkan masalah tersebut… Ahh.. terlalu males saya sebutin satu persatu masalah ituh…

Akhirnya sih, buwat mengcounter tindakan2 kapitalisme supaya tidak melakukan tindakan lebih kejam lagi, mau ga mau, pertama2 keknya kita mesti meluruskan kembali persepsi kita terhadap kehidupan, alam semesta dan kehidupan, setelah itu kita mesti bergerak aktif menyebarkan persepsi2 yang benar itu ke tengah masyarakat, supaya masyarakat semakin tercerdaskan hingga akhirnya suatu saat kebangkitan peradaban yang semestinya, bisa terjadi…Mungkin ini bakal makan waktu yang ga sedikit, tapi coba bayangin klo setiap hari, jumlah masyarakat yang tercerdaskan semakin banyak, dan mereka pun aktif melakukan pencerdasan ke lapisan yang lain, bisa jadi kek fenomena bola salju yang kian cepet dan kian besar kekuatannya.. Masih banyak energi2 potensial yang menunggu dihantam titik kritisnya hingga bisa menjadi energi kinetik kebangkitan manusia… Dan saya siap menjalaninya, kamu?

Uh.. sebel.. tapi itulah sekilas kekuatan persepsi. Kekuatan yang ga cuman bisa bikin orang ngebengkokin sendok, ato mengilusi ratusan penonton dengan pertunjukan menghilangkan patung liberty dari tempatnya selama ini. Tiiit… wah2, kebetulan ada kucing lewat, untung ga ketabrak sama mobil ijo ini, coba klo ketabrak, konon, kita mesti ngitung jumlah bulu tuh kucing sebelum dikuburin, klo enggak ntar bisa kena sial!! Ah, sial persepsi lagi!! Ya jelas2 lah orang bakalan sial klo idupnya cuman diabisin buwat ngitung banyaknya bulu kucing yang para ilmuwan pun jarang ngitung jumlah pastinya… Kakakakak!!

Udah ah, gara2 banyak berpersepsi, laporan saya ga kelar2 nih… masih banyak yang pengen dikluarin, tapi apa daya ruang dan waktu masih membatasi kita. Mungkin suatu saat ada yang bisa memecahkan persamaan kehidupan yang bebas waktu dan ruang? Lantas fungsi kerjanya pun dapat kita perhitungkan sehingga kita mengetahui rentang efisien suatu material dapat bekerja.. Argh!!! Udahan beneran ah, laporan2 ini dah menginfiltrasi otak saya. Saya mesti cepet2 cabut nih kk. Kek biasa, klo ada masalah, slesein sendiri, klo ada error di komputer situ, coba sempetin 10 menit buwat nyari solusinya di www.google.com , ato klo yang ga stujuh isi tulisan ini, ato ga suka kegantengan orang yang nulis tulisan ini, saya tunggu!!! Okeh2…

Seee yaaaa….!!!

11 Desember 2007

11-12-2007

6.30..

Bunyi keciprat air membahana dari rumah sederhana berdinding putih itu. Dari sela-sela kaca jendela, molekul-molekul uap air saling berebutan untuk keluar dari kamar privat itu. Sesaat, bunyi keciprat air digantikan suara pintu yang dibuka.. kreeet.. [horor…], dan sesosok makhluk muncul dari pekatnya uap air.. dan …

Cheeeezz!!!!

Anak lelaki itu segera menyambut dinginnya udara pagi dengan senyuman, dan dalam keadaan rambutnya yang masih basah, tubuhnya mengigil… Argh!! Knapa pagi2 mesti sedingin ini? Knapa juga orang mesti memulai hari ini dengan mandi dan bekerja? Padahal bukankah dalam cuaca seperti ini, lebih enak menyarangkan diri dalam pelukan selimut tebal dan bantal yang empuk? Hmm.. ntahlah, mungkin Tuhan menciptakan dingin supaya kita bisa mensyukuri kita punya kulit yang sering dilupakan manfaatnya, ato lupa berterimakasih pada pembuat selimut dan bantal… Thanx All!!!

hari ini sebenernya ga ada kuliah, cuman ga tw napa, kampus keknya dah jadi rumah kedua buwat saya… betapa enggak, sejak jaman taun2 pertama di kampus kebanggaan umat ini, kek dah jadi kebiasaan, kuliah dimulai jam 7, istirahat jam 11an, trus berakhir jam 3an… sekarang, walopun jadwalnya ga sama kek dulu, tapi pengennya brangkat kuliah jam 7, dan kadang2 pulang ke rumah jam 8 malem… ngapain ajah? Ah,, adda gajah, mo tw ajah..

tapi tw ga apa yang beda di hari ini? Yup2.. hari ini saya liat pemandangan berbeda yang blon pernah saya liat selama setahun terakhir berguru di padepokan ini. Abis masang2 kabel trus skalian beresin kabel2 punya orang, ga nyangka ternyata sejak jam setengah sebelas malem, kampus ini kena pemadaman listrik total!! Whoaaa… yang saya denger2 sih, mule dari infrastruktur jaringan komputer yang punya genset sendiri, ampe ruang2 kuliah, praktis mati total… Tanpa pasokan listrik, ni kampus seolah kehilangan nyawa.. internet ga jalan, air pun ga ngalir karna sistem pompanya mesti menggunakan listrik, ampe ditutupnya beberapa kegiatan akademis. Temen saya sendiri gagal praktikum elektronika. Ya iyalah gimana mo praktikum elektronika, wong elektron-elektronnya sendiri mampet di kabel2 listrik? Duh2.. untung sistem kentut manusia ga kepengaruh sama sistem listrik yah? Coba bayangin deh (duh sebenernya ga usah dibayangin… :p), coba klo kentut kita tergantung sama listrik, klo listriknya ga stabil, kentutnya bisa turun naik, ato kentut searah, ato kentut bolak balik. Kakakakak!!

Trus iseng2 nengok2 ke comlabs pun, eh malah lebih serem, lorongnya yang kek lorong rumah sakit, gelaaap banget… makin menambah suasana horor.. wekekek.. jadi inget wahana misteri di Duf*n, saya ngebayangin dari kaca lorong bakal kluar makhluk2 aneh. Plokk… Waaaaa…. Duh ngehayalnya berlebihan… singkat kata, saya masuk ruang asisten, dan disana ada 2 kuncen yang sebelumnya terjaga di ruang asisten. Huh, muka mereka ga banget… muka blon mandi, blon makan.. ga gw banget gituh… [ah, situ juga ga mandi.. ] Sssstt….!!! Brisik, tak panggil satpol PP loh… :p

Klo udah mati lampu total gini, institut secanggih kampus saya ini pun, ternyata ga bisa berbuat apa2.. sumber listrik yang ada pun, Cuma bisa nanganin beberapa saat. Abis ituh, ya udah.. mati.. buat mereka yang dah hidupnya bergantung sama dunia elektron dan baud ini, jelas terhentinya pasokan listrik adalah bencana besar. Mo ngapa2in juga keknya males, mo baca2, lah lampuna mati, bisa bolor ni mata, mo ngenet pake batre laptop, lah servernya mati.. mo ngegame, ntar klo tengah jalan batre abis.. Argh!!!

Duh2.. ini semua terjadi gara2 teknologi. Saya jadi bingung, kata orang sih teknologi bisa bikin hidup orang lebih mudah, tapi nyatanya listrik yang merupakan produk teknologi, cuman bikin kita ketergantungan, akibatnya pas listrik padam, hidup kita jadi serasa sulit… Hmmmm, saya sih jadi mikir, katanya kesulitan idup yang dialami negeri ini sejak bertahun-tahun yang lalu ini karna kurang majunya teknologi di negeri ini. Apa iyah yah, negeri ini sulit gara2 tiap hari ada pemadaman listrik total, makanya makin banyak pengangguran, tingkat kejahatan makin tinggi, blon krisi moral dll ?

Tapi klo emang bener masalahnya karna listrik, apa lantas dulu ketika jaman Faraday memperkenalkan sistem listriknya dunia serasa sempit dan orang2 sulit bekerja, nyatanya Faraday bisa bikin inovasi yang canggih…

Wekwekwek… ga biasanya saya biarin tulisan saya ngegantung, tapi terserah ah, saya Cuma mo ngeluarin apa yang ada di otak saya sekarang, klopun ga asik, ya udah diasikin ajah, klo tetep ga asik, ya udah situ bikin yang lebih asik, dan bikin tulisan ini lebih asik dengan komen2 pedas dan bergizi.. gimana? Terima tantangan sayah…

Yup2… akuh tunggu tulisan kalian!!! See ya!!!